Balikpapan – Institut Teknologi Kalimantan melalui Program Studi Teknik Kimia (PSTK) melakukan inovasi “Formulasi Aromaterapi Lada Sebagai Upaya Diversifikasi Produk Turunan Lada Untuk Peningkatan Ekonomi Petani Lada Kalimantan Timur” sebagai bagian dari penelitian yang terdanai oleh LPPM ITK.
Penelitian yang dipimpin oleh Rizqy Romadhona Ginting, S.T., M.T., bersama tim peneliti Bangkit Gotama, S.T., M.T., dan Memik Dian Pusfitasari, S.T., M.T., serta melibatkan sejumlah mahasiswa PSTK, bertujuan untuk menggali potensi optimal dari lada Kalimantan. Lada (Piper nigrum L.) dikenal sebagai salah satu rempah paling populer di dunia, tidak hanya sebagai bumbu masakan tetapi juga sebagai bahan obat herbal yang bernilai tinggi. Kalimantan Timur, sebagai pusat perkebunan unggulan di Indonesia, memiliki varietas lada unggul bernama Malonan 1. Varietas ini memiliki kandungan minyak atsiri sebesar 2,35%, oleoresin 11,23%, dan piperin 3,82%, yang lebih tinggi dibandingkan varietas lada putih Petaling 1 dengan kandungan oleoresin 10,66% dan piperin 3,03%. Dengan keunggulan ini, Malonan 1 memiliki potensi besar untuk dikembangkan di tingkat industri.
Gambar 1. Produk Aroma Terapi Lada
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan aromaterapi berbahan dasar lada sebagai langkah diversifikasi produk turunan lada, guna mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi petani lada di Kalimantan Timur. Proses penelitian diawali dengan persiapan bahan baku, kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi menggunakan tiga metode, yaitu konvensional, Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE), dan Microwave-Assisted Extraction (MAE). Parameter yang diuji mencakup massa lada antara 50-100 gram, durasi ekstraksi 10-60 menit, daya microwave sebesar 300-600 watt, serta rasio pelarut 1:5 hingga 1:30. Selanjutnya, minyak lada yang dihasilkan akan dianalisis untuk menentukan yield, kadar air, kadar asam lemak bebas (FFA), dan profil asam lemak.
Gambar 2. Pengujian Stabilitas Campuran dengan metode LLE
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah merumuskan produk aromaterapi berbahan dasar lada dengan menambahkan Sodium Stearoyl Lactate atau Soybean Lecithin sebagai aditif. Eksperimen dilakukan dengan mencampurkan 40 ml minyak lada dengan aditif dalam rasio 1:10 hingga 1:20 di dalam sel kesetimbangan berkapasitas 50 ml. Campuran ini diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 30 menit, kemudian didiamkan selama 12 jam hingga mencapai kondisi kesetimbangan. Setelah itu, sampel diambil dari bagian atas, tengah, dan bawah campuran untuk dianalisis menggunakan gas chromatography, guna memperoleh data kesetimbangan (Equilibrium Data). Tahap akhir penelitian mencakup uji stabilitas dan uji dispersitas untuk mengevaluasi kualitas dan performa formulasi aromaterapi tersebut.
Gambar 3. Diseminasi hasil penelitian pada stakeholder
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk inovatif yang menarik minat investor, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian petani lada di Kalimantan Timur. Target utama dari penelitian ini adalah menciptakan produk aromaterapi lada berkualitas tinggi beserta SOP (Standard Operating Procedure) yang terstandarisasi. Dengan keberhasilan ini, diharapkan pengembangan industri berbasis lada dapat semakin berkembang, memberikan nilai tambah, dan meningkatkan kesejahteraan para petani.